Sabtu, 05 Mei 2018

Tugas 6 - Perekonomian Indonesia


A.    Kelebihan dan Kekurangan sektor Pertanian, Jasa dan Industri

Sektor Pertanian
Kelebihan Sektor Pertanian:
·         mekanisasi pertanian yang modern dan berwawasan agribisnis
·         pertanian memiliki elastisitas permintaan yang rendah, artinya harga berubah berapapun orang akan tetep membeli produk pertanian.
Kelemahan Sektor Pertanian
1.    Permodalan
Umumnya petani di Indonesia mempunyai lahan yang relatif sempit dan kurang dalam permodalannya, sehingga tidak semua petani mampu untuk membeli alsin pertaian yang harganya relatif mahal.
2.      Kondisi Lahan
Tofogarapi lahan pertanian di Indonesia kebanyakan bergelombang dan bergunung-gunung sehinga menyulitkan untuk pengoperasian mesin-mesin pertanian,khususnya mesin prapanen.
3.      Tenaga kerja
Tenaga kerja diIndonesia cukup melimpah/banyak. Oleh karena itu bila digantikan dengan tenaga mesin , dikhawatirkan menimbulkan dampak penganguran.
4.      Tenaga Ahli
Kurangnya tenaga ahli atau orang yang kompeten dalam menangani mesin-mesin pertanian. Mengingat hal tersebut, terutama poin nomer 3 maka perngembangan mekanisasi pertanian di Indonesia menganut azas mekanisasi pertanian selektif, yaitu mengintrodusir alat dan mesin pertanian yang disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
5.      produksi nya konstan, sangat sulit ditingkatkan dan memiliki investasi yang mahal

Sektor Jasa
·         Kelebihan Perusahaan Jasa

1.       Tidak perlu tempat untuk memajang (display) barang. Sehingga bentuk perusahaan jasa lebih hemat dalam hal sewa ruang tempat usaha.
2.       Tidak diperlukan tempat untuk menyimpan barang (gudang).
3.       Tidak perlu alat angkut untuk mengirim barang kepada konsumen.

·         Kekurangan Perusahaan Jasa

1.       Kualitas jasa dapat diketahui setelah konsumen membeli jasa.
2.       Jasa yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan (diretur).

Sektor Industri

·         Kelebihan Industri:
1.    Akan memunculkan potensi yang dimiliki tiap-tiap daerah
                Adanya pembangunan di enam koridor ekonomi akan menggali potensi-potensi yang dimiliki tiap-tiap koridor tersebut dan akan memaksimalkannya. Misal di pulau Sumatera akan memaksimalkan potensi sebagai sentra  produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Begitu pula dengan pulau Kalimantan dapat memaksimalkan potensi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional, Papua-Maluku sebagai pengolahan sumber daya alam yang melimpah dan SDM yang sejahtera, Bali-Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional, Jawa sebagai pendorong industri dan jasa Nasional, serta Pulau Sulawesi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional.

2.     Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
                Dengan adanya pembangunan di enam koridor akan memperluas proses pertumbuhan di berbagai daerah. Pembangunan tidak hanya terjadi di pusat kota saja melainkan di seluruh kota termasuk daerah tertinggal. Dengan adanya pembangunan di enam koridor akan mempercepat dan memperluas pertumbuhan ekonomi dan menjadikan pembangunan yang merata di tiap-tiap daerah.

3.    Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas
                Pembangunan yang telah merata di tiap-tiap wilayah akan mempermudah pembangunan sarana infrastruktur yang baik. Seperti di daerah timur Indonesia yang sampai saat ini infrastruktur disana kurang memadai, nantinya dengan adanya pembangunan di enam koridor akan membawa dampak positif bagi daerah-daerah yang dulunya masih tertinggal sebagai contoh jalan raya yang baik, pemenuhan kebutuhan listrik, dan sarana prasarana yang lainnya.

4.    Memperluas lapangan kerja
                Pembangunan di enam koridor ini akan mendatangkan banyak investor baik domestik maupun asing. Dengan begitu maka akan membuka lapangan kerja sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.

5.    Meningkatkan pendapatan daerah yang berujung pula pada  meningkatnya pendapatan nasional
                Karena tiap daerah dapat memaksimalkan potensi yang ada di wilayahnya, maka pendapatan daerah akan naik, apabila pendapatan daerah mengalami kenaikan, maka kenaikan juga akan terjadi pada pendapatan nasional.

·         Kekurangan Industri :
1.    Dapat mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam
                Dengan adanya pemaksimalan potensi di tiap-tiap wilayah maka yang akan terjadi adalah pemanfaatan sumber daya alam secara besar-besaran yang dalam artian bahwa akan terjadi eksploitasi alam karena tiap wilayah berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari potensi yang dimiliki. Akibatnya akan berdampak buruk bagi alam sekitar.

2.    Kalahnya investor domestik dengan inverstor asing
                Tidak menutup kemungkinan bahwa pembangunan di enam koridor ini akan mendatangkan investor-investor asing. Kita tahu bahwa sumber daya manusia yang di miliki indonesia masih agak kurang memadai untuk berdiri sendiri mengelola potensi-potensi alamnya.

B.    Pembangunan yang Hanya Mengejar Pertumbuhan Namun Tak Menghiraukan Terhadap Kelestarian Lingkungan

                Menurut saya,  Pelaksanaan pembangunan pada hakikatnya merupakan pembangunan yang dapat diterapkan pada setiap aspek kehidupan. Pembangunan harus dapat mencukupi kebutuhan saat ini, tetapi tidak merugikan kebutuhan yang akan datang. Pelaksanaan pembangunan berdampak pada lingkungan, oleh karena itu, perlu perencanaan, prapelaksanaan, dan pelaksanaan yang sesuai dengan analisis dampak lingkungan (amdal).
                Maka dari itu, perlu dibangun kesadaran dan tindakan operasional para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah. Berdasarkan UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup adalah dalam konteks pembangunan berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia berkelanjutan.
                Dikarenakan Selama ini kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup maupun kebijakan turunannya, masih dianggap oleh berbagai pihak sebagai instrumen lingkungan hidup dalam arti sempit.

          C. Faktor-faktor yang mendukung industrialisasi

1. Kondisi dan Struktur Awal Ekonomi dalam Negeri
                Suatu Negara yang pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya sudah memiliki industri-industri primer atau hulu seperti besi dan baja, semen, petrokimia, dan industri-industri tengah(antara hulu dan hilir), seperti industri barang modal(mesin) dan alat-alat produksi yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri hilir atau ringan.

2. Besarnya Pasar dalam Negri yang ditentukan oleh Kombinasi antara Jumlah Populasi dan Tingkat Pendapatan Nasional Riil Per Kapita
                Pasar dalam negeri yang besar, seperti Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang merupakan salah satu faktor perangsang bagi pertumbuhan kegiatan-kegaiatan ekonomi, termasuk industri, karena pasar yang besar menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi(dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung). Jika pasar domestik kecil, maka ekspor merupakan alternatif satu-satunya untuk mencapai produksi optimal.

3. Ciri Industrialisasi
                Yang dimaksud disini adalah antara lain cara pelaksanaan industrialisasi, seperti misalnya tahapan dari dari implementasi, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan sektor industri, dan insentif yang diberikan, termasuk insentif kepada investor.

4. Keberadaan SDA
                Ada kecenderungan bahwa Negara-negara yang kaya SDA, tingkat diversifikasi dan laju pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah, dan negara tersebut cenderung tidak atau terlembat melakukan industrialisasi atau prosesnya berjalan relatif lebih lambat dibandingkan negara-negara yang miskin SDA.

5. Kebijakan Strategi Pemerintah
                Pola industrialisasi di Negara yang menerapkan kebijakan subtitusi impor dan kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif(seperti Indonesia terutama selama pemerintahan Orde Baru hingga krisis terjadi) berbeda dengan di negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor dalam mendukung industrinya.

D.   Pengertian Kemitraan, Keagenan, Waralaba dan Subkontrak

·         Kemitraan (partnership) adalah sebuah aliansi antara dua atau lebih individu yang saling sepakat untuk berbagi dalam keuntungan dan kerugian dari usaha bisnis.

·         keagenan adalah hubungan hukum  antara pemegang merk (principal) dan suatu perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu.

·         Waralaba (franchise) adalah sebuah pengaturan/kontrak hukum yang mewajibkan satu usaha untuk mengikuti dan beroperasi mengikuti prosedur dan pedoman operasi perusahaan lain.

·         Subkontrak adalah pengaturan di mana kontrak bisnis satu pihak sebagian atau seluruh bagiannya dikontrakkan lagi ke pihak lain. Bisnis seringkali mensubkontrakkan jika mereka kurang memiliki keahlian atau sumber daya untuk menyelesaikan sebuah proyek.

Sumber:

https://www.sobatgeo.me/2016/12/faktor-pendukung-dan-penghambat.html
https://brainly.co.id/tugas/2321408
http://ariefm.lecture.ub.ac.id/2011/10/kelebihan-dan-kelemahan-produk-pertanian/







Tidak ada komentar:

Posting Komentar